Sabtu, 14 Januari 2012

Untukmu yang mengenalkanku pada cinta

Hai, kamu.
Kau tau kenapa kau aku kirimin surat ini ?
aku ikut project #30HariMenulisSuratCinta di twitter.
dan sepertinya kamu salah satu orang yang harus aku kirimin surat cinta juga.
tapi kalau untukmu ini lebih ke surat nostalgia sih, hihihihi.. :D

kau tau ?
kau adalah orang pertama yang menciptakan sorak sorai gempita di hatiku saat itu.
kau adalah orang pertama yang ketika kita bertemu, nada-nada indah seakan menyapa dan mengalun lembut di telingaku yang dititipkan oleh angin.
kau adalah orang pertama yang hanya satu senyuman saja mampu meronakan pipiku menjadi sedemikian bersemu merahnya.
Dan kau adalah orang pertama yang mengenalkanku pada rasa yang mungkin saat itu aku belum tau bahwa ia bernama cinta.

Boleh aku bercerita sedikit ?
Mungkin kamu bingung dengan apa yang aku ungkapkan di atas barusan, hihihihi...

Waktu itu,
Kau tau tidak ?
aku memendam rasa ini selama dua tahun. Dan aku bersyukur selama dua tahun itu kita menjadi teman sekelas. Yah, setidaknya aku masih bisa melihatmu setiap pagi dan itu bisa sedikit mengobati rinduku di tiap malam sebelum bertemu kamu.

dan kesenanganku berikutnya adalah aku bersyukur karena rumah kita berdekatan.  Memang bukan menjadi tetangga sebelah rumah, tapi setidaknya setiap pagi aku masih  memiliki kesempatan untuk menaiki satu angkutan umum denganmu.
kau tau, aku hapal benar jam berapa kau menunggu angkutan umum setiap berangkat ke sekolah. Makanya beberapa kali kita sempat duduk bersama di angkutan umum.
Mungkin kau tidak sadar, ada sepasang mata yang diam-diam memperhatikanmu di sudut itu, sekeping hati yang berusaha  menahan debarnya agar tidak terdengar, dan setitik harapan yang menunggu senyummu dengan sabar agar mampu memulai harinya dengan riang. Hahahahaaa, aku rasa itu sangat lucu.
Bagaimana bisa moodku setiap hari bergantung pada senyum seseorang sepertimu yang mungkin tidak pernah tau bahwa aku ada.

Pernah beberapa kali kita duduk bersebelahan di angkutan umum.
Kau tau bagaimana perasaanku waktu itu ?
Aku  membatu, diam tak berani menoleh ke arahmu sedikitpun.
Aku merasa jantungku berdebar hebat dan seakan ingin keluar dari raga untuk sekedar mengatakan kepadamu bahwa “hey, lihat ini hasil perbuatanmu”.
Wajahku memerah seperti kepiting rebus ketika kulit tangan kita bersentuhan saat itu.
dan dunia seolah seperti berputar dan aku hampir jatuh pingsan di pangkuanmu (oke, yang ini memang lebay :p) 
Ahh, aku merasa seperti seorang pencuri  pada waktu itu. Gugup, gelisah, senang, dan takut menjadi satu. Padahal kamunya biasa aja di sebelahku, aku yang salah tingkah, hahahaaa..:D
Kau sangat menyiksaku waktu itu.
Kau racun. Iya, racun yang dengan sangat rela aku teguk dan ku nikmati sakitnya menjalari tubuhku. Tapi tentu saja aku punya penawarnya, yaitu kamu. Kau racun yang sangat mematikan sekaligus penawar yang menyejukkan.

Ketika di kelas, kita hampir tidak pernah saling bertegur sapa. Pada saat itu kamu adalah Ketua Kelas, dan aku seorang siswi biasa yang bukan hanya kamu, bahkan satu sekolahan tidak tau kalau aku ada, kasian ya ? hehehehe :D
Setiap ada tugas kelompok, aku selalu berharap bisa satu kelompok sama kamu. Karena setidaknya aku bisa sedikit lebih dekat dan sesekali berbicara denganmu meskipun hanya sekedar berdiskusi mengenai pelajaran.

Ahh, aku tidak akan lupa saat-saat itu.
Saat dimana semua warna menjadi merah muda, seperti pipiku yang selalu kau buat merona.
Saat dimana hanya kau satu-satunya orang yang ingin ku lihat setiap pagi.
Aku malu cerita tentang ini semua kepadamu :”>

Oh ya, dua tahun lalu setelah lima tahun kita berpisah sejak kelulusan, kita sempat dekat dan kamu hampir merealisasikan keinginanku lima tahun yang lalu. Tapi sepertinya Tuhan tidak berkenan menjadikan kita satu. mungkin Dia tidak ingin kita merusak cerita yang ku beri nama kenangan manis ini. dan lebih memilih menjadikan kita teman baik seperti sekarang. :)

Udah ahh..
Selamat!!  kaulah yang aku beri gelar sebagai cinta pertamaku.
jangan GR ya.
Cinta pertama tetaplah menjadi cinta pertama.
Kisahnya takkan pernah hilang dan masih ku simpan rapi di bilik yang ku beri nama kenangan .
Jika kau ingin sesekali berkunjung kesana, aku bersedia  membuka pintunya lebar-lebar untukmu.
Bukan untuk mengulang masa itu, mungkin nanti kita bisa tertawa bersama saat kenangan ini bercerita lebih banyak kepadamu di tiap lembar halamannya.

Maaf sudah menyita sedikit waktumu untuk membaca surat ini.
Dan terima kasih karena telah memperkenalkan hatiku pada rasa yang sama-sama kita sepakati sebagai cinta. tetaplah menjadi teman yang baik.
Terima kasih, Andri Ichsan Nugroho.


Salam,
Teman Baikmu :)

1 komentar:

  1. first love never die.
    :D sama deh.

    http://ennyluthfiani.blogspot.com/2012/01/semoga-bapak-selalu-tersenyum.html

    BalasHapus